Artikel

Memanfaatkan Chatbot sebagai Customer Care di Rumah Sakit

Dr. Arman menatap laporan di mejanya—antrean loket informasi makin panjang, pasien mengeluh lama menunggu, dan staf kewalahan. Ia butuh solusi.

“Bagaimana kalau pakai chatbot?” usul Mira, konsultan teknologi kesehatan.

“Pasien kita belum tentu paham teknologi,” Arman ragu.

“Tapi kalau dibuat user-friendly, bisa mengurangi antrean,” jawab Mira yakin.

Mengapa Tools Storyboard Lebih Efektif dari Flowchart dalam Meningkatkan Layanan Rumah Sakit

Saat pertama kali saya berdiskusi dengan Dr. Rina, Direktur Rumah Sakit, ia mengeluhkan layanan yang tidak efisien: pasien bingung, waktu tunggu panjang, dan kepuasan rendah. Mereka telah mencoba banyak cara, termasuk flowchart untuk memetakan proses, tetapi masalah tetap ada.

Flowchart memang berguna untuk melihat alur kerja secara sistematis, tetapi ada satu hal yang tidak bisa ditangkap: pengalaman pasien secara nyata. Karena itu, saya mengusulkan pendekatan berbeda—storyboard.

Infografis: Tools Rahasia Klinik dalam Meningkatkan Kepercayaan Pasien

Sebuah klinik kesehatan di pusat kota menghadapi tantangan yang sering terjadi: pasien sering merasa bingung dengan layanan yang tersedia.

"Setiap hari, pasien bertanya hal yang sama: Bagaimana cara mendaftar? Apa perbedaan paket medical check-up? Apa yang harus dibawa saat konsultasi?" keluh staf front office.

Tim pemasaran sudah mencoba berbagai cara, dari posting media sosial hingga brosur cetak, tetapi hasilnya masih belum optimal.

Saya pun menyarankan satu strategi yang sering terlupakan: Infografis.

Menghitung biaya investasi pendirian rumah sakit

Saat pertama kali duduk bersama klien saya, seorang pengusaha yang ingin mendirikan rumah sakit di kota berkembang, semangatnya begitu membara. "Saya ingin membangun rumah sakit yang modern, melayani semua kalangan, dan tentunya, berkelanjutan secara bisnis," katanya penuh keyakinan.

Kami pun mulai menyusun perhitungan investasi. Dari pemilihan lokasi, biaya tanah, konstruksi, alat medis, hingga tenaga kerja, semuanya dihitung dengan cermat. Namun, seiring berjalannya waktu, ada satu tantangan yang kerap muncul: angka yang terus membengkak.

Dari Kekhawatiran ke Keberhasilan: Simulasi Akreditasi yang Mengubah Segalanya

Hari itu, saya melangkah masuk ke sebuah rumah sakit yang sedang bersiap menghadapi survei akreditasi. Wajah-wajah penuh ketegangan menyambut saya—dari direktur hingga perawat di garis depan. Mereka tahu, hasil akreditasi ini akan menentukan banyak hal: kepercayaan pasien, reputasi, dan bahkan kelangsungan rumah sakit itu sendiri.

Pages