"Penggunaan Tools dalam Penyusunan Rencana Strategis Rumah Sakit"

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) pada rumah sakit merupakan proses penting untuk memastikan arah pengembangan organisasi berjalan terstruktur, adaptif, dan sesuai dengan dinamika lingkungan. Agar Renstra dapat tersusun secara komprehensif, diperlukan penggunaan berbagai tools analisis yang saling melengkapi. Berikut penjelasan tahapan serta alasan penggunaan urutan tool tersebut.

1. Analisis PESTEL

Analisis PESTEL (Political, Economic, Social, Technological, Environmental, Legal) digunakan untuk mengidentifikasi faktor eksternal yang memengaruhi rumah sakit. Dengan tool ini, rumah sakit memahami konteks makro seperti regulasi kesehatan, tren ekonomi pasien, perkembangan teknologi medis, hingga isu lingkungan. Langkah awal ini penting agar arah strategi tidak bertentangan dengan kondisi eksternal yang tidak bisa dikendalikan.

2. Five Forces (Porter)

Setelah memahami faktor makro, rumah sakit perlu menganalisis industri kesehatan melalui Porter’s Five Forces: intensitas persaingan, ancaman pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar pemasok, dan kekuatan tawar pasien/asuransi. Hasil analisis ini membantu rumah sakit memahami daya saingnya dan posisi kompetitif di industri layanan kesehatan.

3. Analisa Situasi

Analisa situasi dilakukan untuk menggabungkan hasil PESTEL dan Five Forces dengan kondisi internal rumah sakit. Pada tahap ini rumah sakit memotret kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang nyata di lapangan. Tujuannya agar strategi yang dibangun berbasis pada realitas aktual, bukan hanya asumsi.

4. Perceptual Map

Perceptual Map digunakan untuk memvisualisasikan posisi rumah sakit dibandingkan kompetitor, misalnya dari sisi kualitas layanan, harga, fasilitas, atau spesialisasi. Dengan peta ini, manajemen dapat melihat keunggulan diferensiasi dan area yang masih perlu dikembangkan agar lebih menarik di mata pasien.

5. Visi dan Misi

Setelah peta lingkungan dan posisi kompetitif jelas, rumah sakit menyusun atau menegaskan kembali visi dan misi. Visi memberikan arah jangka panjang, sedangkan misi menjadi pernyataan dasar mengenai tujuan keberadaan rumah sakit serta nilai-nilai yang dianut.

6. Matriks TOWS

Matriks TOWS adalah pengembangan dari analisis SWOT yang lebih aplikatif. Dengan TOWS, rumah sakit dapat merumuskan strategi berdasarkan kombinasi faktor internal dan eksternal:

SO (Strength-Opportunity) → strategi agresif

WO (Weakness-Opportunity) → strategi pengembangan

ST (Strength-Threat) → strategi diversifikasi

WT (Weakness-Threat) → strategi defensif

7. Tujuan dan Sasaran

Dari strategi yang terbentuk, rumah sakit kemudian menetapkan tujuan jangka panjang (strategic goals) dan sasaran terukur (objectives). Tahap ini penting agar rencana tidak sekadar wacana, tetapi dapat diukur capaian keberhasilannya.

8. Value Proposition Canvas

Alat ini digunakan untuk memastikan bahwa layanan rumah sakit benar-benar menjawab kebutuhan pasien. Dengan memetakan jobs, pains, dan gains pasien, lalu mencocokkannya dengan produk/jasa, pain relievers, dan gain creators rumah sakit, maka value yang ditawarkan lebih relevan dan tepat sasaran.

9. Business Model Canvas (BMC)

BMC membantu rumah sakit menggambarkan model bisnis secara utuh: segmen pasien, proposisi nilai, saluran, hubungan pelanggan, sumber pendapatan, sumber daya utama, mitra kunci, serta struktur biaya. Dengan BMC, strategi yang sudah dirumuskan dapat diterjemahkan ke dalam model operasional yang lebih nyata.

10. Program Kegiatan

Tahap akhir adalah merumuskan program kegiatan. Setiap sasaran strategis dijabarkan menjadi rencana kerja tahunan, indikator kinerja utama, serta sumber daya yang diperlukan. Program kegiatan ini memastikan strategi benar-benar diimplementasikan dalam layanan sehari-hari rumah sakit.

Kesimpulan

Urutan penggunaan tools di atas bukan sekadar teknis, melainkan logika berjenjang: mulai dari analisis makro (PESTEL), industri (Five Forces), situasi internal-eksternal (SWOT/TOWS), hingga penerjemahan ke dalam model bisnis (BMC) dan program kerja nyata. Dengan mengikuti tahapan ini, rumah sakit dapat memiliki Renstra yang terukur, adaptif, dan berorientasi pada kebutuhan pasien sekaligus daya saing industri.

Add new comment

CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
9 + 4 =
Solve this simple math problem and enter the result. E.g. for 1+3, enter 4.