Pendampingan Standar Akreditasi Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS) Rumah Sakit

Di suatu pagi yang mendung, saya menerima panggilan dari seorang direktur sebuah rumah sakit besar di kota. Nada suaranya terdengar cemas. “Kami sedang menghadapi masalah serius dengan kompetensi dan kewenangan staf medis kami,” katanya tanpa basa-basi. “Ada banyak keluhan dari pasien, dokter-dokter kami sering tumpang tindih kewenangannya, dan beberapa bahkan melakukan tindakan yang bukan keahliannya.”

Sebagai seorang konsultan rumah sakit, saya sudah sering mendengar masalah seperti ini. Namun, setiap rumah sakit memiliki tantangannya sendiri, dan saya tahu ini bukan kasus yang bisa diselesaikan dengan solusi instan. Saya segera mengatur pertemuan untuk memahami lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi.

Saat saya tiba di rumah sakit, saya mulai berbicara dengan berbagai pihak—dokter, perawat, hingga manajemen. Saya menemukan bahwa ada dokter spesialis yang merasa kewenangannya diambil alih oleh dokter umum, sementara dokter umum mengeluh bahwa mereka sering harus mengambil keputusan tanpa bimbingan yang jelas. Perawat pun merasa kebingungan, karena sering kali mereka menerima instruksi yang bertentangan dari dua dokter berbeda untuk pasien yang sama.

Masalah ini semakin kompleks ketika saya menemukan bahwa rumah sakit belum memiliki sistem kredensial yang jelas. Tidak ada mekanisme formal untuk menilai kompetensi dan menetapkan kewenangan setiap tenaga medis. Dalam beberapa kasus, dokter baru yang belum berpengalaman langsung diberi tanggung jawab besar tanpa supervisi yang cukup. Ini bukan hanya masalah manajemen, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan pasien.

Saya pun mengadakan rapat darurat dengan tim manajemen rumah sakit. Saya menjelaskan bahwa tanpa sistem kredensial yang ketat, rumah sakit berisiko menghadapi kasus malpraktik yang bisa merusak reputasi mereka. “Kita perlu mendata ulang semua tenaga medis, meninjau ulang kewenangan mereka berdasarkan kompetensi yang telah terverifikasi, dan menetapkan prosedur yang lebih ketat dalam pemberian wewenang,” saya menegaskan.

Prosesnya tidak mudah. Ada banyak perlawanan, terutama dari staf medis yang sudah lama bekerja di rumah sakit dan merasa tidak perlu lagi diuji. “Saya sudah bertahun-tahun melakukan ini, mengapa sekarang tiba-tiba harus dinilai lagi?” protes salah satu dokter senior.

Namun, saya tahu bahwa perubahan harus dilakukan demi kebaikan bersama. Saya mulai dengan menyusun standar kompetensi yang jelas untuk setiap peran medis di rumah sakit. Saya juga mengembangkan sistem kredensial berbasis evaluasi berkala, di mana setiap dokter harus mengikuti proses verifikasi sebelum diberikan kewenangan untuk melakukan tindakan medis tertentu.

Untuk memastikan transisi berjalan lancar, saya mengadakan sesi pelatihan bagi staf medis. Saya tidak hanya membahas aspek teknis, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa kredensial bukanlah sekadar formalitas, melainkan bagian dari komitmen mereka dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.

Perlahan, perubahan mulai terlihat. Dokter umum sekarang memiliki batasan kewenangan yang jelas, sementara dokter spesialis tidak lagi merasa tugas mereka diambil alih. Perawat pun merasa lebih percaya diri dalam menjalankan instruksi medis karena semuanya kini memiliki sistem yang terstruktur.

Beberapa bulan setelah sistem ini diterapkan, saya kembali ke rumah sakit untuk mengevaluasi perkembangannya. Direktur rumah sakit menyambut saya dengan senyum lega. “Kami sekarang lebih terorganisir, dan yang paling penting, keluhan dari pasien mulai berkurang,” katanya.

Di dunia layanan kesehatan, kompetensi bukan sekadar gelar atau pengalaman, tetapi sebuah tanggung jawab. Sebagai konsultan rumah sakit, saya belajar bahwa membangun sistem yang adil dan jelas untuk tenaga medis bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga tentang menjaga nyawa pasien yang mempercayakan hidup mereka kepada rumah sakit.

Add new comment

CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
2 + 1 =
Solve this simple math problem and enter the result. E.g. for 1+3, enter 4.