Pelajaran Berharga: Ketika Persetujuan Tindakan Medis Terlupakan

Di sebuah rumah sakit ternama, seorang pasien lansia dilarikan ke IGD setelah mengalami kecelakaan. Kondisinya kritis, dengan perdarahan internal yang memerlukan tindakan operasi segera. Tim medis pun bergerak cepat, dan dalam waktu singkat, pasien telah berada di meja operasi.

Operasi berjalan sukses, namun masalah besar muncul setelahnya. Keluarga pasien marah besar—mereka tidak pernah dimintai persetujuan untuk operasi tersebut. Sang anak, yang merupakan wali hukum pasien, merasa keputusan diambil tanpa diskusi yang layak. Ia bahkan mempertimbangkan untuk menggugat rumah sakit.

Tim manajemen segera melakukan investigasi. Ditemukan bahwa dalam kepanikan menangani kondisi darurat, protokol informed consent terabaikan. Meski niatnya menyelamatkan nyawa, secara hukum dan etika, rumah sakit seharusnya tetap memastikan adanya komunikasi dengan keluarga, kecuali dalam kondisi di mana tidak ada waktu sama sekali.

Dari kejadian ini, rumah sakit mengambil langkah perbaikan. Mereka memperbarui kebijakan informed consent, memberikan pelatihan intensif kepada tim medis, dan memastikan adanya prosedur komunikasi darurat dengan keluarga pasien.

Keamanan pasien bukan hanya tentang tindakan medis terbaik, tetapi juga tentang hak mereka untuk memahami dan menyetujui setiap langkah yang diambil. Bagaimana rumah sakit Anda memastikan bahwa setiap tindakan dilakukan dengan persetujuan yang benar?

#PatientSafety #MedicalEthics #HealthcareLeadership

Add new comment

CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
7 + 8 =
Solve this simple math problem and enter the result. E.g. for 1+3, enter 4.