Mengurangi Pemborosan di Gudang Farmasi Rumah Sakit dengan Metode Lean Healthcare
Gudang farmasi merupakan salah satu bagian krusial dalam operasional rumah sakit. Di sinilah alur logistik obat dan alat kesehatan dikelola untuk memastikan ketersediaan dan kecepatan layanan kepada pasien. Namun, tidak jarang gudang farmasi menghadapi tantangan pemborosan (waste) yang menyebabkan inefisiensi, peningkatan biaya, dan potensi keterlambatan pelayanan. Untuk menjawab tantangan ini, pendekatan Lean Healthcare dapat menjadi solusi efektif.
Apa Itu Lean Healthcare?
Lean Healthcare adalah adaptasi dari prinsip Lean Manufacturing yang dikembangkan oleh Toyota, yang bertujuan mengurangi pemborosan dan menciptakan nilai maksimal bagi pelanggan—dalam hal ini, pasien dan tenaga medis. Dalam konteks rumah sakit, Lean berfokus pada penyederhanaan proses, pengurangan waktu tunggu, optimalisasi penggunaan sumber daya, dan peningkatan kualitas layanan.
Tujuh Jenis Pemborosan (7 Waste) di Gudang Farmasi
Dalam Lean, dikenal konsep Seven Wastes atau Muda, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pemborosan di gudang farmasi:
1. Overproduction – Penyimpanan obat dalam jumlah berlebih yang melebihi kebutuhan, berisiko kedaluwarsa.
2. Inventory – Stok yang menumpuk tanpa perputaran cepat mengikat modal dan ruang penyimpanan.
3. Waiting – Waktu tunggu dalam proses distribusi obat karena koordinasi atau alur kerja yang tidak efisien.
4. Transportation – Perpindahan barang yang tidak perlu akibat layout gudang yang tidak optimal.
5. Motion – Gerakan staf yang berlebihan karena penempatan item yang tidak ergonomis.
6. Defects – Kesalahan dalam pencatatan, pelabelan, atau pengambilan obat yang menyebabkan rework.
7. Overprocessing – Langkah kerja yang berulang atau tidak perlu, seperti pencatatan manual yang redundan.
Strategi Lean Healthcare untuk Gudang Farmasi
Berikut beberapa langkah praktis menerapkan Lean Healthcare di gudang farmasi rumah sakit:
1. Value Stream Mapping (VSM)
Buat peta alur proses dari penerimaan hingga distribusi obat. Identifikasi titik-titik pemborosan dan tentukan area perbaikan.
2. 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)
Terapkan prinsip 5S untuk menjaga kerapian dan keteraturan gudang:
Sortir item tidak perlu,
Susun barang sesuai frekuensi penggunaan,
Sapu area kerja secara rutin,
Standarisasi proses,
Sustaining kebiasaan positif.
3. Kanban System
Gunakan sistem visual untuk mengelola permintaan dan pemesanan obat secara just-in-time, menghindari overstock dan stockout.
4. Standard Operating Procedure (SOP) yang Ramping
Review dan sederhanakan SOP gudang. Hindari proses yang berulang dan tidak memberi nilai tambah.
5. Training dan Empowerment Staf
Libatkan staf gudang dalam identifikasi masalah dan solusi. Beri pelatihan Lean agar setiap individu berkontribusi pada perbaikan berkelanjutan (Kaizen).
6. Monitoring dan Continuous Improvement
Gunakan Key Performance Indicators (KPI) seperti tingkat akurasi stok, lead time distribusi, dan jumlah obat kadaluwarsa untuk evaluasi rutin.
Studi Kasus Singkat
Sebuah rumah sakit tipe B di Indonesia berhasil menurunkan pemborosan gudang farmasi sebesar 30% dalam waktu 6 bulan setelah menerapkan Lean. Mereka memulai dengan Value Stream Mapping dan 5S, serta melatih staf untuk melakukan daily huddle guna membahas kendala harian.
Penutup
Penerapan Lean Healthcare di gudang farmasi rumah sakit bukan hanya mengurangi pemborosan, tetapi juga mendukung efisiensi biaya, meningkatkan kualitas layanan, serta memberikan dampak positif bagi kepuasan pasien dan tenaga kesehatan. Dengan komitmen dan pendekatan sistematis, rumah sakit dapat menciptakan sistem logistik farmasi yang tangkas, akurat, dan andal.
PT. Ligar Mandiri Indonesia
Perum Pondok Pakulonan
Blok H6 No. 7 Alam Sutera Tangerang Selatan
HP.
0857 1600 0879
Email : Bpcreator02@gmail.com
© 2025 - Ligar Mandiri Consulting - Menuju Rumah Sakit Kelas Dunia
Add new comment