Dikejar Deadline Akreditasi: Ketika Dokumen Jadi Beban atau Solusi?

Sebagai konsultan rumah sakit, saya sering melihat bagaimana tim medis dan administrasi menghadapi dilema besar saat akreditasi semakin dekat. Setelah asesmen awal selesai, tantangan sesungguhnya dimulai: menyusun dokumen yang sesuai standar tanpa mengorbankan pelayanan pasien.

Di sebuah rumah sakit tipe C yang saya dampingi, tim manajemen sebenarnya sudah memiliki contoh dokumen dari akreditasi sebelumnya. Namun, banyak di antaranya yang sudah usang atau sekadar formalitas tanpa benar-benar mencerminkan praktik di lapangan. Tantangan pertama pun muncul: kelelahan administratif.

"Pasien terus berdatangan, kami masih harus isi laporan sebanyak ini?" keluh seorang perawat. Ini bukan pertama kalinya saya mendengar keluhan seperti itu. Bagi tenaga medis, dokumen sering kali terasa seperti beban tambahan, bukan sebagai alat bantu.

Saya tahu bahwa jika ingin sukses, pendekatan harus diubah. Saya tidak sekadar meminta mereka menyesuaikan dokumen dengan standar, tetapi duduk bersama mereka, membuka dokumen lama, dan mendiskusikan bagaimana prosedur yang tertulis bisa diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari.

Namun, hambatan berikutnya lebih kompleks. Tidak semua dokumen bisa disalin-tempel dari contoh yang ada. Beberapa kebijakan harus dibuat ulang agar benar-benar mencerminkan kondisi rumah sakit. Koordinasi antarunit pun menjadi tantangan tersendiri. Terkadang, rapat berakhir tanpa kesepakatan karena setiap unit memiliki perspektif yang berbeda.

Ketika semangat tim mulai menurun, saya mengajak mereka melihat kembali tujuan besar dari akreditasi ini: bukan sekadar mengejar sertifikat, tetapi menciptakan sistem yang lebih aman dan efisien bagi pasien serta tenaga medis sendiri. Pelan tapi pasti, pola pikir berubah. Tim mulai bekerja lebih kompak, berbagi tugas dalam menyusun dokumen, dan bahkan mereka yang awalnya enggan mulai aktif terlibat.

Minggu-minggu penuh kerja keras akhirnya membuahkan hasil. Dokumen akreditasi bukan lagi sekadar tumpukan kertas, tetapi menjadi panduan kerja nyata. Ketika hari survei tiba, tim rumah sakit menghadapi surveyor dengan lebih percaya diri—karena mereka tahu bahwa apa yang tertulis sudah benar-benar mereka jalankan.

Di akhir pendampingan ini, saya semakin yakin satu hal: dokumen akreditasi bisa menjadi beban atau solusi—tergantung bagaimana kita menyusunnya.

#AkreditasiRumahSakit #DikejarDeadline #PendampinganAkreditasi #DokumenAtauSolusi

Add new comment

CAPTCHA
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.
4 + 0 =
Solve this simple math problem and enter the result. E.g. for 1+3, enter 4.